Cincin Tunangan Harus Emas Atau Tidak
Emas, Punya Warna dan Model Variatif
Emas adalah pilihan buat Anda yang ingin tetap menjaga tradisi dalam memilih cincin pertunangan atau pernikahan. Buat Anda dengan tone kulit kuning atau kecokelatan, warna emas kuning membuat Anda jadi lebih bersinar. Sedangkan kalau tone warna kulit Anda kuning pucat, akan lebih sesuai dengan cincin emas putih atau bahkan cincin emas pink yang sering disebut rosegold.
Sebelum membahas lebih detail ketiganya, patut diketahui kalau emas kuning, emas putih dan emas rosegold punya nilai yang sama selama kadar karatnya sama. Karat adalah satuan yang menentukan kadar emas murni. Jadi cincin emas kuning 18K akan sama nilainya dengan cincin putih 18K atau cincin rosegold 18K.
Sesuai namanya, emas kuning adalah emas dengan tone warna kekuningan. Banyak yang menyebut emas kuning sebagai emas murni alias emas dengan kadar 24 karat. Tapi perlu diketahui, emas 24K punya testur yang lunak, sehingga tidak bisa dijadikan perhiasan, terutama yang dipakai setiap hari dalam jangka waktu lama seperti cincin tunangan dan cincin kawin.
Emas 18 karatlah yang lebih sering dijadikan bahan perhiasan. Ini artinya kandungannya adalah 18/24 dari emas murni atau 75% saja , sementara 6/24 atau 25% sisanya adalah logam lain yang membuatnya jadi lebih keras sekaligus menentukan warna akhirnya.
Itulah sebabnya, untuk cincin emas kuning ini pun punya berbagai variasi warna. Sebagai contoh, emas 18K dengan tone warna kuning terang terdiri dari 75% emas murni, 12,5% tembaga dan 12,5% perak. Sementara untuk emas 18K dengan tone warna kuning agak tua terdiri dari 75% emas murni, 15% tembaga dan 10% perak.
Emas putih pada intinya punya kandungan emas murni yang sama dengan emas kuning, hanya saja campuran logamnya berbeda untuk menghasilkan warna akhir yang berbeda pula (selain membuatnya jadi lebih keras juga). Campuran logam yang biasa digunakan pada emas putih adalah nikel, perak dan palladium.
Campuran emas murni dengan ketiga logam di atas sebenarnya tidak menghasilkan warna yang benar-benar putih mengkilat. Warnanya beragam, dari kuning pucat, kecokelatan sampai kemerahan. Perhiasan jadi putih mengkilat ini setelah dipulas lapisan rhodium di bagian akhir. Hasil akhir putih mengkilat inilah yang identik dengan istilah emas putih atau ‘white gold’ tadi.
Dikenal sejak akhir abad 19 di Rusia, rosegold mengalami peningkatan popularitas selama lima tahun terakhir. Sama seperti emas kuning dan emas putih, komposisi emas rosegold juga terdiri dari emas murni dan logam lain.
Warna rosegold yang paling standar punya kandungan emas murni 18K atau 75%, 22,25% tembaga dan 2,5% perak. Ada dua warna turunan rosegold yaitu 18K red gold (75% emas murni dan 25% tembaga) dan 18K pink gold (75% emas murni, 20% tembaga dan 5% perak).
Emas bisa dibilang ringan, dalam arti literal maupun non literal. Karena logamnya tidak sepadat platinum, maka emas punya berat yang ringan. Ini membuatnya nyaman dipakai meski ukurannya besar. Emas juga relatif lebih terjangkau harganya kalau dibandingkan dengan platinum.
Di pasaran, variasi model cincin emas jauh lebih banyak dibanding cincin dengan logam lain. Anda pun jadi punya pilihan yang sangat tak terbatas kalau menyangkut model cincin tunangan atau model cincin kawin. Cincin pun tidak hanya didesain dengan satu jenis emas. Kombinasi emas putih, emas kuning dan emas rosegold pun kini lazim dijumpai.
Selain itu, warna emas kuning tidak akan pudar. Tapi cincin kawin emas putih dan cincin tunangan emas putih Anda perlu menjalani pelapisan ulang rhodium secara reguler supaya warnanya kembali cemerlang. Proses ini disarankan untuk dilakukan setahun sekali.
Satu hal yang perlu Anda perhatikan saat membahas cincin emas putih adalah kandungan nikel yang bisa menyebabkan alergi pada kulit orang yang sensitif. Ini terutama bisa terjadi kalau cincin dipakai secara terus menerus dalam waktu lama. Jadi, perhatikan komposisi logam pada cincin emas putih sebelum akhirnya Anda memutuskan untuk memilihnya.
Baik emas maupun platinum memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Pilihan terbaik tergantung pada preferensi pribadi, gaya hidup, dan anggaran Anda. Jika Anda menginginkan cincin yang klasik, elegan, dan lebih terjangkau, emas bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika Anda menginginkan cincin yang kuat, tahan lama, dan memiliki nilai investasi yang tinggi, platinum adalah pilihan yang lebih baik.
Sudah cukup mendapat gambaran tentang cincin berbahan platinum dan emas? Kelebihan dan kekurangan masing-masing logam bisa menjadi pertimbangan untuk keputusan akhir Anda. Pilihan tepat akan menyempurnakan momen terindah Anda, mulai saat bertunangan, menikah, sampai hari-hari kebersamaan Anda dan pasangan. Karena idealnya, ikatan Anda berdua kekal sampai selamanya. Till death do you a part…
Alternatif bahan untuk cincin tunangan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Platinum adalah pilihan yang populer sebagai alternatif untuk emas. Logam ini sangat tahan terhadap goresan dan mempertahankan kilauan alaminya tanpa memerlukan pemeliharaan yang intensif seperti emas putih.
Perak adalah pilihan yang lebih terjangkau daripada emas, tetapi tetap menawarkan kilauan yang elegan. Namun, perak cenderung lebih rentan terhadap oksidasi dan perlu perawatan tambahan untuk menjaga kecerahannya.
Banyak cincin tunangan modern menggunakan campuran logam, seperti emas putih atau rose gold, yang menawarkan tampilan yang berbeda tetapi tetap mempertahankan kekuatan dan keindahan emas.
Baca Juga: Cincin Tunangan di Jari Mana? Simbol Cinta di Tanganmu
Sovia Jewelry © 2024. All Rights Reserved
Pertimbangan pribadi dan gaya
Memilih bahan cincin tunangan sering kali didasarkan pada preferensi pribadi dan gaya hidup. Beberapa orang mungkin lebih suka kilauan hangat dari emas kuning, sementara yang lain mungkin lebih menyukai penampilan elegan platinum atau emas putih.
Anggaran juga merupakan faktor yang penting dalam memilih bahan cincin tunangan. Meskipun emas murni dapat menjadi investasi jangka panjang, alternatif seperti emas putih atau platinum dapat memberikan pilihan yang lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.Apakah cincin tunangan harus emas? Jawabannya tergantung pada preferensi pribadi, nilai budaya, dan anggaran masing-masing pasangan. Emas tetap menjadi pilihan utama yang melambangkan kekayaan dan keabadian cinta dalam banyak budaya. Namun, dengan perkembangan teknologi dan tren modern, ada banyak alternatif bahan yang layak dipertimbangkan untuk memenuhi selera dan kebutuhan individual. Yang terpenting adalah makna dan nilai yang diwakili oleh cincin tunangan, yang akan menjadi simbol dari komitmen seumur hidup antara dua orang yang saling mencintai.
Baca Juga: 5 Cara Memilih Cincin Tunangan yang Tepat Sesuai Budget
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Hasil Pencarian Emas Cincin Tunangan Emas
Jenis logam menjadi salah satu hal paling penting saat memilih cincin yang menjadi pengikat Anda dan pasangan, baik sebagai cincin tunangan atau cincin pernikahan. Platinum dan emas adalah dua jenis logam yang paling sering digunakan sebagai bahan logam utama cincin. Jadi logam mana yang terbaik untuk simbol cinta Anda berdua?
Sebagai catatan yang patut diingat sebelum menemukan jawaban atas pertanyaan di atas, apa yang terbaik untuk orang lain belum tentu terbaik untuk Anda, dan demikian juga sebaliknya. Semuanya kembali kepada preferensi visual maupun emosional yang Anda suka. Tapi ada beberapa faktor penting yang bisa Anda jadikan pertimbangan dalam memilih antara cincin platinum atau cincin emas, baik kelebihan maupun kekurangannya.
Hasil Pencarian Emas Cincin Tunangan Emas (halaman 25)
Cincin tunangan adalah simbol komitmen dan cinta yang mendalam antara dua individu yang siap untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah cincin tunangan harus terbuat dari emas?
Tradisi ini telah lama menjadi norma di banyak budaya, tetapi adakah alternatif lain yang layak dipertimbangkan? Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai apakah cincin tunangan harus emas atau tidak.
Tradisi emas dalam cincin tunangan
Emas telah lama dianggap sebagai logam yang berharga dan tahan lama. Dalam banyak budaya, emas melambangkan kekayaan, keabadian, dan kemurnian cinta. Penggunaan emas dalam cincin tunangan menjadi simbol dari komitmen yang kuat dan cinta yang abadi.
Emas dikenal karena kekuatannya yang tinggi dan ketahanannya terhadap karatasi dan korosi. Ini membuat emas menjadi pilihan yang praktis untuk cincin tunangan yang akan dipakai seumur hidup.
Banyak tradisi budaya mengaitkan emas dengan keberuntungan, kekayaan, dan perlindungan spiritual. Menggunakan emas dalam cincin tunangan tidak hanya mencerminkan tradisi, tetapi juga menghormati nilai-nilai budaya yang diteruskan dari generasi ke generasi.
Platinum, Tangguh Melewati Berbagai Kondisi
Platinum dikenal sangat keras hingga tahan terhadap segala kondisi. Saking kerasnya, logam ini juga jadi bahan utama untuk alat-alat militer, termasuk senjata. Sifat keras ini pula yang membuat platinum populer untuk cincin pertunangan dan cincin pernikahan sejak dulu kala.
Selain anti karat dan anti korosif, platinum juga anti noda sehingga cincin yang dibuat dengan logam ini biaya perawatannya kecil. Satu hal yang tidak kalah penting, cincin kawin atau tunangan yang terbuat dari platinum punya sifat hypoallergenic sehingga aman untuk dipakai sehari-hari oleh orang yang kulitnya sensitif terhadap logam, terutama nikel yang sering jadi campuran dari emas putih.
Dengan segala kelebihannya, bisa dimaklumi kalau cincin berbahan logam platinum harganya relatif lebih mahal. Ini bisa menjadi isu kalau Anda punya budget terbatas atau ingin mengalokasikan budget lebih untuk menambahkan berlian atau batu mulia pada cincin. Tapi pada akhirnya, harga lebih mahal di awal akan menjadi kompensasi yang layak untuk kualitas tinggi dan biaya perawatan yang kecil dari cincin berbahan platinum.
Ada satu cerita unik tentang cincin berbahan platinum ini. Tren memakai platinum sebagai bahan cincin kawin dan tunangan sempat menurun di masa perang dunia. Sebabnya, penggunaan logam platinum diprioritaskan untuk kepentingan membuat alat-alat militer. Sejak saat itulah, orang-orang mulai melirik logam emas sebagai alternatif pengganti. Tentu saja ada sebab kenapa tren cincin emas terus berlangsung hingga kini, meskipun masa perang sudah berakhir puluhan dekade lalu.